Berita & Kegiatan

Kepergian dr Andhika karena Covid-19

4 years ago

Keluarga besar Rotary Club Medan Deli (RCMD) sangat berduka

Keluarga besar Rotary Club Medan Deli (RCMD) sangat berduka atas meninggalnya dr Andhika Kesuma Putra MKed SpP FCCP (USA) akibat terinfeksi virus corona atau COVID-19.

Rasa duka tersebut dirasakan karena dr Andhika dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Kepedulian itu terlihat tidak hanya saat pandemi COVID-19. Namun sudah dilakukan dalam kesehariannya bertugas. Menantu dr Zainuddin Amir SpP (K) ini sangat peduli kepada pasien.

“Jauh sebelum ada COVID-19, almarhum kerap membantu pasien dari Rotary Club Medan Deli. Kepergiannya, membuat saya sangat terpukul. Bahkan, dua hari sejak kepergiannya saya menangis. Dia orang baik.Terhadap pasien dia sangat ramah,” ungkap Penasihat Rotary Club Medan Deli, Kentjana Salim yang akrab disapa Bie Bie di kantor RCMD, sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulisnya.

Rasa kepeduliannya tersebut semakin bertambah saat pandemi COVID-19 melanda. Andhika tidak saja menjadi garda terdepan yang bertugas bersama Satgas COVID-19, namun turut memberikan perhatian kepada pasien COVID-19 yang berobat secara mandiri. “Kita selalu menghubungi almarhum ketika ada pasien COVID-19. Beliau memberikan arahan harus begini dan begitu serta instruksi minum obat tertentu,” tutur Bie Bie.

Bie Bie mengatakan, bukan hanya dia yang merasa kehilangan sosok almarhum. Banyak rekan dari luar negeri turut merasa kehilangan. Sebab, selama ini sosok almarhum cukup familiar. Sebenarnya, lanjut Bie Bie, dia sudah menyusun rencana membawa almarhum untuk diterbangkan ke Singapura agar mendapatkan perawatan yang lebih.

Namun, rencana itu tidak bisa terwujud karena Singapura tidak menerima pasien COVID-19. Melihat apa yang sudah dilakukan dr Andhika terhadap kemanusiaan, Bie Bie mengusulkan agar pemerintah memberikan apresiasi khusus untuk almarhum.

“Kita berharap, pemerintah memberikan apresiasi kepada almarhum atas perjuangan beliau terhadap sosial kemanusiaan,” harapnya.

Past President Rotary Club Medan Deli Tony Wong juga mengungkapkan hal senada. “Selama ini, almarhum sangat banyak membantu Rotary Club Medan Deli. Kepergiannya membuka kita semua berduka. Kita berharap, apa yang telah dilakukannya selama ini menjadi amal baik bagi almarhum,” kata Tony Wong.

Penasihat RCMD, Brilian Moktar, mengaku mengenal dekat sosok almarhum. Dia memang terkenal ramah dan rendah hati. Peduli dengan kesehatan dan keselamatan pasien. “Saya dapat kabar beliau positif COVID-19 dari Pak Bie Bie. Pak Bie Bie suruh saya memberikan doa khusus untuk beliau. Sejak saat itu hingga sehari menjelang kepergian almarhum saya tetap membuatkan doa khusus. Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih sayang dengan beliau,” ujar Brilian.

Brilian berharap, kepergian dr Andhika menjadi pelajaran bagi masyarakat, bahwa harus tetap waspada dengan COVID-19. Mematuhi segala protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. “Kita berharap perjuangan dokter Andhika menjadi motivasi bagi kita semua untuk bersama-sama melawan COVID-19. Pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota diharapkan jangan lengah dan lalai, perang melawan COVID-19 ini. Selama jalan pahlawan COVID,” tutur Brilian lagi.

BERITA DAN KEGIATAN LAINNYA
Lihat Lainnya
Case Zervio dan Meirina

Medan, 11 Februari 2021

Meirina atau yang dikenal dengan nama A Cheng (40 tahun) yang beralamat di Jln Jelutung Asri No.32-B, merupakan seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki anak. Namun, karena ia suka dengan anak-anak, dua keponakannya, yaitu Zervio Alvino Theo (8 tahun) dan Jacob (4 tahun) sering menginap di rumah A Cheng.

Namun, dini hari, pada tanggal 8 Februari 2021, musibah menimpa A Cheng. Rumah yang ditempati A Cheng dan kedua keponakannya mengalami kebakaran. Ketika A Cheng sadar bahwa rumahnya mengalami kebakaran, api sudah besar. A Cheng pun segera berusaha untuk keluar dari rumah dan menyelamatkan kedua keponakannya. Namun, hal itu tidak mampu untuk ia lakukan, karena tergesa-gesa dan asap yang kian lebat di dalam rumah, sehingga A Cheng dan keponakannya hanya bisa teriak meminta tolong dari dalam rumah. Mendengar jeritan tersebut, para tetangga pun segera bergegas membantu dan menghubungi ibu dari Zervio yang tinggal disebelah rumah A Cheng. A Cheng dan Zervio mengalami luka bakar yang serius.

Suami A Cheng bekerja jaga toko besi di Jakarta dan Ayah Zervio membuka bengkel, dan A Cheng dan Ibu Zervia hanyalah ibu rumah tangga, sehingga penghasilan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Mendengar kabar tentang kebakaran yang menimpa A Cheng dan keponakannnya dan meminta bantuan, Rotary Club Medan Deli pun melakukan survei dan menyetujui untuk membantu pengobatan A Cheng dan keponakannya. RCMD pun membawa mereka pindah ke RS Columbia Asia untuk penanganan yang lebih lanjut.